Archive for April 2015

Day # 7 Jangan Khawatirkan Rezekimu

Janganlah khawatirkan rezekimu, karena Allah sudah menjaminnya untuk semua yang hidup. Tapi khawatirkan amalanmu, karena Allah tidak menjamin Anda masuk surga. Simaklah dengan seksama uraian indah Ibnul Qoyyim -rohimahulloh- berikut ini: “Fokuskanlah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah kepadamu. Jangan menyibukkannya dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu. Karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin, selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah -dengan hikmahNya- berkehendak menutup salah satu jalan rezekimu, Dia pasti -dengan rahmatNya- membukan jalan lain yang lebih bermanfaat bagimu.
Renungkanlah keadaan janin, makanan datang kepadanya, berupa darah dari satu jalan, yaitu pusar. Lalu ketika dia keluar dari perut ibunya dan terputus jalan rezeki itu, Allah membuka untuknya dua jalan rezeki yang lain [yakni dua puting susu ibunya], dan Allah mengalirkan untuknya di dua jalan itu; rezeki yang lebih baik dan lebih lezat dari rezeki yang pertama, itulah rezeki susu murni yg lezat.
Lalu ketika masa menyusui habis, dan terputus dua jalan rezeki itu dengan sapihan, Allah membuka empat jalan rezeki lain yang lebih sempurna dari yang sebelumnya; yaitu dua makanan dan dua minuman. Dua makanan = dari hewan dan tumbuhan. Dan dua minuman = dari air dan susu serta segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan kepadanya.
Lalu ketika dia meninggal, terputuslah empat jalan rezeki ini, Namun Allah -subhanah- membuka baginya -jika dia hamba yang beruntung- delapan jalan rezeki, itulah pintu-pintu surga yang berjumlah delapan, dia boleh masuk surga dari mana saja dia kehendaki.
Dan begitulah Rabb -subhanah-, Dia tidak menghalangi hamba-Nya untuk mendapatkan sesuatu, kecuali Dia berikan sesuatu yang lebih afdhol dan lebih bermanfaat baginya. Dan itu tidak diberikan kepada selain orang mukmin, karenanya Dia menghalanginya dari bagian yg rendahan dan murah, dan Dia tidak rela hal tersebut untuknya, untuk memberinya bagian yang mulia dan berharga”.
(Kitab Al-Fawaid, hal: 57).

Sumber :  http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/jangan-khawatirkan-rezekimu-2.html

Leave a comment

Day # 7 Hati yang gelisah


Dosa-dosa hanya akan membuat hati gelisah dan merasa sedih. Kegelisahan dan kesedihan ini terkumpul menjadi satu dalam hati, sesaat setelah melakukan dosa dan kesalahan. Mereka ada orang yang hatinya dipenuhi keimanan. Mereka tidak akan pernah merasakan kelezatan dan kebahagiaan dengan sempurna selamanya dalam perbuatan maksiat. saat melakukan maksiat, secara spontan kegelisahan memenuhi hatinya.
Akan tetapi manisnya hawa nafsu terkadang menutupi perasaan ini. Oleh karena itu, siapa saja yang hatinya tidak lagi merasakan gelisah ketika berbuat maksiat, maka segeralah mengoreksi kadar keimanannya, dan hendaknya dia meratapi kematian hatinya. Innalilahi wa inna ilaihi raaji'un

Runtuhnya bangunan
Malik bin dinar pernah berkata, "Bila hati tidak lagi merasakan sedih dan gelisah, maka ia telah rusak sebagaimana rumah yang runtuh karena tidak lagi dihuni."
Kesedihan dan kegelisahan bukan saja menjadi standar selamatnya hati. Akan tetapi lebih dari itu, menurut Hasan al-Bashri kesedihan dan kegelisahan merupakan salah satu penyebab masukknya seseorang ke dalam surga. Ia berkata,"Seorang mukmin pasti tidak luput dari dosa. Akan tetapi ia akan selalu merasa sedih karena dosa yang ia perbuat, sampai akhirnya ia masuk surga."
Wahai saudaraku, kamu mengaku sedih dan gelisah di bibir saja, sedangkan perilakumu selalu membohongi lisanmu. Seandainya memang benar di hatimu ada kegelisahan dan kesedihan, tentu pengaruhnya akan terlihat jelas pada kondisi tubuhmu. Akan tampak ratap tangismu karena taku t kepada Allah. Akan terlihat amal kebajikanmu untuk menghapus perbuatan-perbuatan burukmu. Akan terlihat pula kedekatanmu dengan orang-orang sholeh. Juga akan terlihat bahwa kamu selalu menjauhi orang-orang yang berbuat maksiat. Dan pasti akan tampak tobatmu yang sesungguhnya, penyesalan yang mendalam, serta niat baru yang kokoh.

Dikutip dari buku berjudul Alangkah buruknya dosa karangan DR. Khalid Abu Syadi 

Posted in | Leave a comment