About

 
  Pada tahun 1989, hari minggu tanggal 2 April di sebuah kota kecil yang bernama Bojonegoro. Lahirlah seorang bayi laki-laki yang tampan. Inilah aku, Aping Baskoro. Aku adalah putra dari pasangan Suyono dan Umu kholifah. Kedua orang tuaku berdarah asli jawa. Bapak dan ibuku dari dulu sampai sekarang berprofesi sebagai seorang petani. Tapi semenjak keluargaku mengalami goncangan badai finansial yang hebat pada tahun 2007, ayahku pindah profesi menjadi seorang TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di Malaysia sampai sekarang. Dan ibulah yang mengurus sawah kami sendirian, menggantikan bapak. Aku juga memiliki 2 saudara perempuan. Yang nomor dua sekarang masih kelas 2 SMP dan yang paling kecil baru kelas 4 SD. Kami sekeluarga menganut agama islam. Dan tinggal di sebuah rumah sederhana di sebuah desa kecil di kecamatan kanor, Bojonegoro.

Masa kecil yang bahagia
                Masa kecilku mulai dari SD sampai SMP banyak kuhabiskan di desa bersama kedua orang tuaku. Membantu ibu mengantarkan bekal di sawah, mencari burung, memancing ikan dan juga bermain layang-layang di kala sore hari bersama kawan-kawan. Setiap sore setelah lelah bermain, kegiatanku selanjutnya adalah mengaji di sebuah surau (kami menyebutnya langgar) di desa kami. Pelajarannya adalah membaca Al Quran di pimpin oleh modin. Setelah lulus SMP, aku pun melanjutkan pendidikan ke SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) di Kota Bojonegoro, kira-kira 40 km dari desa kami. Jurusan yang kupilih adalah TKJ (Teknik Komputer Jaringan). Pada waktu itu jurusan ini adalah jurusan baru dan belum banyak peminatnya. Aku masuk SMK dengan tujuan agar jika lulus nanti bisa langsung bekerja dan membantu perekonomian keluarga. Begitulah cita-citaku.

Hidup bersama paman
                Satu tahun pertama di SMK aku tinggal bersama pamanku, kakak dari ayahku. Pamanku ini tergolong orang kaya dan berkecukupan. Rumahnya besar dan bagus. Lantainya dari keramik, tidak seperti rumahku yang cuma dari tanah. Aku sangat senang bisa ikut dengan pamanku pada waktu itu. Pamanku memiliki 3 anak, 2 laki-laki dan 1 perempuan. Watak beliau sangat keras dan kaku. Mungkin karena dulu beliau pernah mengalami berbagai cobaan dari miskin hingga menjadi sukses seperti sekarang. Walaupun wataknya begitu keras beliau sangat dermawan. Seringkali aku diberi uang jajan dan pakaian. Watak beliau yang begitu keras dan disiplin sedikit menular kepadaku. Merubah sifatku yang dulu kekanak-kanakan dan suka bermain menjadi keras dan tegas.

Hidup bersama nenek
Hidup bersama pamanku hanya bertahan satu tahun saja. Karena aku merasa tidak tahan lagi dengan perlakuan istri pamanku. Kemudian aku pindah ke rumah nenekku, yaitu orang tua dari ibuku. Kira-kira dua tahun aku bersama mereka. Kakekku berprofesi sebagai tukan becak sedangkan nenekku hanyalah ibu rumah tangga biasa. Hidupku berubah 180 derajat dari berkecukupan menjadi kekurangan. Tetapi hatiku merasa bahagia karena bisa bebas melakukan apa saja tanpa ada yang mengekang dan memarahiku. Nenekku sangat sayang kepadaku. Setiap seminggu sekali aku diijinkan pulang untuk mengunjungi orang tuaku di desa. Sebagai balas jasa karena telah mengijinkan aku tinggal bersama nenek, ibu biasanya membawakan sekarung beras untuk diberikan kepada nenek. Beras itu aku bawa dengan menggunakan sepeda onthel dengan menempuh sekitar satu jam setengah menembus kegelapan malam. 

Kuputuskan untuk kuliah
Setelah dua tahun tinggal bersama nenek akhirnya tiba saatnya untuk berpisah. Selesai lulus di SMK seorang guruku memberikan saran kepadaku untuk melanjutkan kuliah. Sesuatu hal yang belum pernah terpikirkan olehku. Guruku beranggapan karena nilaiku baik, maka sayang sekali kalau ijazahku hanyalah SMK. Setelah berpikir beberapa lama, kemudian aku konsultasi kepada ibuku dan beliau menyetujuinya. Walaupun pada saat itu aku tahu bahwa beliau tidak memiliki biaya. Mungkin inilah yang dinamakan takdir Allah. Akhirnya aku diterima di sebuah perguruan tinggi swasta di surabaya. Karena nilaiku baik, aku mendapat keringanan biaya berupa gratis satu semester. Tanpa basa basi aku pun menyetujuinya. Aku mengambil jurusan D3 Informatika pada waktu itu. Karena biayanya paling murah dari pada S1. Dengan waktu tempuh selama 3 tahun.  

Perjuangan selama kuliah
Roda kehidupan terus berputar. Pada waktu kuliah itulah aku mengalami banyak pengalaman. Ada senang dan banyak sedihnya. Demi menghemat biaya aku berpindah-pindah tempat kos. Juga pernah ikut tinggal di rumah orang dengan membantu bersih-bersih rumah. Dari makan setiap hari hanyalah mie rebus dan kadang-kadang makan nasi. Sehari makan paling banyak 2 kali, kadang hanya sekali. Bahkan pernah seharian tidak makan karena kehabisan uang. Pada waktu itu aku hanya mengandalkan kiriman bapak dari Malaysia. Niatnya ingin bekerja sambilan, akan tetapi karena kuliah sangat padat dan aku dituntut untuk mengerjakan banyak tugas dan proyek membuat aku tidak bisa bergerak. Dari pada kuliah molor lebih baik fokus dan lulus tepat waktu, begitu prinsipku. Alhamdulilah berkat doa dari ibu akhirnya aku bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu. Dan sekarang aku diterima kerja di sebuah rumah sakit swasta di surabaya.

Perjuangan pun berlanjut
Sekarang targetku adalah melanjutkan kuliah ku ke jenjang S1 dan menikah. Karena menikah itu bukanlah perkara sepele. Maka aku harus mempersiapkannya dengan baik dan matang.  Untuk memperkuat pemahaman agama, karena sebagai setelah menikah nantinya aku akan menjadi imam atau kepala rumah tangga. Sekarang ini aku ikut mengaji di sebuah pesantren khusus untuk mahasiswa. Thaybah namanya. Sekarang aku sudah bisa menghafal beberapa ayat Al Quran. Dan bacaanku pun sudah semakin baik. InsyaAllah ilmu-ilmu yang lain akan segera menyusul. Dalam hal pendanaan, sekarang aku sudah mulai menabung sedikit demi sedikit. Rumah di desa pun sudah di renovasi. Dan sekarang masih dalam proses perbaikan. Alhamdulilah adik-adikku menjadi bintang kelas di sekolahnya masing-masing. Tapi sekarang bapakku masih ada di luar negeri. Harapanku beliau dalam keadaan sehat walafiat dan cepat pulang kembali ke indonesia karena kami sudah sangat kangen dengan beliau. Sekarang aku tinggal menyelesaikan kuliah S1 ini. InsyaAllah dalam 1 tahun lagi bisa selesai dan diwisuda. Amin


 

Leave a Reply