Masa kecil yang bahagia
Masa kecilku mulai dari SD sampai SMP banyak kuhabiskan di desa bersama kedua orang tuaku. Membantu ibu mengantarkan bekal di sawah, mencari burung, memancing ikan dan juga bermain layang-layang di kala sore hari bersama kawan-kawan. Setiap sore setelah lelah bermain, kegiatanku selanjutnya adalah mengaji di sebuah surau (kami menyebutnya langgar) di desa kami. Pelajarannya adalah membaca Al Quran di pimpin oleh modin. Setelah lulus SMP, aku pun melanjutkan pendidikan ke SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) di Kota Bojonegoro, kira-kira 40 km dari desa kami. Jurusan yang kupilih adalah TKJ (Teknik Komputer Jaringan). Pada waktu itu jurusan ini adalah jurusan baru dan belum banyak peminatnya. Aku masuk SMK dengan tujuan agar jika lulus nanti bisa langsung bekerja dan membantu perekonomian keluarga. Begitulah cita-citaku.
Hidup bersama paman
Satu tahun pertama di SMK aku tinggal bersama pamanku, kakak dari ayahku.
Pamanku ini tergolong orang kaya dan berkecukupan. Rumahnya besar dan bagus.
Lantainya dari keramik, tidak seperti rumahku yang cuma dari tanah. Aku sangat
senang bisa ikut dengan pamanku pada waktu itu. Pamanku memiliki 3 anak, 2
laki-laki dan 1 perempuan. Watak beliau sangat keras dan kaku. Mungkin karena
dulu beliau pernah mengalami berbagai cobaan dari miskin hingga menjadi sukses
seperti sekarang. Walaupun wataknya begitu keras beliau sangat dermawan.
Seringkali aku diberi uang jajan dan pakaian. Watak beliau yang begitu keras
dan disiplin sedikit menular kepadaku. Merubah sifatku yang dulu
kekanak-kanakan dan suka bermain menjadi keras dan tegas.
Hidup bersama nenek
Hidup bersama pamanku
hanya bertahan satu tahun saja. Karena aku merasa tidak tahan lagi dengan
perlakuan istri pamanku. Kemudian aku pindah ke rumah nenekku, yaitu orang tua
dari ibuku. Kira-kira dua tahun aku bersama mereka. Kakekku berprofesi sebagai
tukan becak sedangkan nenekku hanyalah ibu rumah tangga biasa. Hidupku berubah
180 derajat dari berkecukupan menjadi kekurangan. Tetapi hatiku merasa bahagia
karena bisa bebas melakukan apa saja tanpa ada yang mengekang dan memarahiku.
Nenekku sangat sayang kepadaku. Setiap seminggu sekali aku diijinkan pulang
untuk mengunjungi orang tuaku di desa. Sebagai balas jasa karena telah
mengijinkan aku tinggal bersama nenek, ibu biasanya membawakan sekarung beras
untuk diberikan kepada nenek. Beras itu aku bawa dengan menggunakan sepeda
onthel dengan menempuh sekitar satu jam setengah menembus kegelapan malam.
Kuputuskan untuk kuliah
Setelah dua
tahun tinggal bersama nenek akhirnya tiba saatnya untuk berpisah. Selesai lulus
di SMK seorang guruku memberikan saran kepadaku untuk melanjutkan kuliah.
Sesuatu hal yang belum pernah terpikirkan olehku. Guruku beranggapan karena
nilaiku baik, maka sayang sekali kalau ijazahku hanyalah SMK. Setelah berpikir
beberapa lama, kemudian aku konsultasi kepada ibuku dan beliau menyetujuinya.
Walaupun pada saat itu aku tahu bahwa beliau tidak memiliki biaya. Mungkin
inilah yang dinamakan takdir Allah. Akhirnya aku diterima di sebuah perguruan
tinggi swasta di surabaya. Karena nilaiku baik, aku mendapat keringanan biaya
berupa gratis satu semester. Tanpa basa basi aku pun menyetujuinya. Aku
mengambil jurusan D3 Informatika pada waktu itu. Karena biayanya paling murah
dari pada S1. Dengan waktu tempuh selama 3 tahun.
Perjuangan selama kuliah
Roda kehidupan
terus berputar. Pada waktu kuliah itulah aku mengalami banyak pengalaman. Ada
senang dan banyak sedihnya. Demi menghemat biaya aku berpindah-pindah tempat
kos. Juga pernah ikut tinggal di rumah orang dengan membantu bersih-bersih
rumah. Dari makan setiap hari hanyalah mie rebus dan kadang-kadang makan nasi.
Sehari makan paling banyak 2 kali, kadang hanya sekali. Bahkan pernah seharian
tidak makan karena kehabisan uang. Pada waktu itu aku hanya mengandalkan
kiriman bapak dari Malaysia. Niatnya ingin bekerja sambilan, akan tetapi karena
kuliah sangat padat dan aku dituntut untuk mengerjakan banyak tugas dan proyek
membuat aku tidak bisa bergerak. Dari pada kuliah molor lebih baik fokus dan
lulus tepat waktu, begitu prinsipku. Alhamdulilah berkat doa dari ibu akhirnya
aku bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu. Dan sekarang aku diterima kerja di
sebuah rumah sakit swasta di surabaya.
Perjuangan pun berlanjut
Sekarang
targetku adalah melanjutkan kuliah ku ke jenjang S1 dan menikah. Karena menikah
itu bukanlah perkara sepele. Maka aku harus mempersiapkannya dengan baik dan
matang. Untuk memperkuat pemahaman agama, karena sebagai setelah menikah
nantinya aku akan menjadi imam atau kepala rumah tangga. Sekarang ini aku ikut
mengaji di sebuah pesantren khusus untuk mahasiswa. Thaybah namanya. Sekarang
aku sudah bisa menghafal beberapa ayat Al Quran. Dan bacaanku pun sudah semakin
baik. InsyaAllah ilmu-ilmu yang lain akan segera menyusul. Dalam hal pendanaan,
sekarang aku sudah mulai menabung sedikit demi sedikit. Rumah di desa pun sudah
di renovasi. Dan sekarang masih dalam proses perbaikan. Alhamdulilah
adik-adikku menjadi bintang kelas di sekolahnya masing-masing. Tapi sekarang
bapakku masih ada di luar negeri. Harapanku beliau dalam keadaan sehat walafiat
dan cepat pulang kembali ke indonesia karena kami sudah sangat kangen dengan
beliau. Sekarang aku tinggal menyelesaikan kuliah S1 ini. InsyaAllah dalam 1
tahun lagi bisa selesai dan diwisuda. Amin